11/12/2014

Sekejap mata di Chiang Mai

Pada tanggal 7-9 November 2014 kemaren, dengan modal kenekatan, keberanian dan sejumlah budget yang rada minim saya membulatkan hati untuk melancong sendirian ke sebuah kota kecil di utara Thailand bernama Chiang Mai. Sebenernya tujuan utama saya pengen liat festival Loy Krathong dan Yi Peng gitu dan emang paling terkenal diadakan di kota ini

Dan, yeah, sendirian. Pertama kalinya saya traveling solo secara independen dengan modal sebuah backpack ukuran sedang, yah walaupun cuma 3 hari tapi lumayan mendebarkan lah untuk seorang wanita, first timer, solo pula, ketempat yang you-have-no-idea tentang cara baca dan nyebut bahasanya yang keriting-kerinting bikin kzl :")

Nah, kalau Bangkok di ibaratkan Jakarta, Phuket di ibaratkan Bali, Krabi di ibaratkan Lombok, maka Chiang Mai di ibaratkan Jogja. Kotanya tak seberapa besar, dengan tata kota yang apik, jalan-jalan yang sempit dan warganya yang ramah-hangat-santun. Kotanya kecil, compact, kemana-mana deket malah bisa jalan kaki doang. Dan ada banyak pilihan transportasi seperti taksi, tuk-tuk, songthaew dan sewa sepeda motor (murah banget!)

Kota Chiang Mai dari puncak Doi Suthep (Mount Suthep)

Seperti yang saya bilang sebelumnya tujuan saya utama adalah ngeliat festival Loy Krathong dan Yi Peng. Loy Krathong adalah festival yang diadakan pada saat bulan purnama kedua belas dalam penanggalan Thailand. 
Nah pada saat ini orang-orang Thailand membuat semacam sesajen mini yang berbentuk teratai kecil dengan lilin dan dupaditengahnya, terus sesajen ini nantinya bakal dilepas ke sungai tapi sebelum itu mereka make-a-wish gitu dulu. Dan festival Loy Krathong ini diadakan diseluruh penjuru Thailand dan beberapa bagian di Laos dan Burma. Kalau Yi Peng sendiri sendiri adalah nama lain Loy Krathong di Thailand bagian utara (Lanna). Tapi bedanya kalo Yi Peng ada tradisi seperti pawai kereta-kereta yang dihias cantik dengan bunga-bunga, lampu-lampu dan dekorasi lain dan juga tradisi melepas 'khom loi' atau floating latern, jadi ala-ala film Tangled gituuu, unyu kan :))

Seharusnya langitnya kelihatan penuh khom loi, tapi karena kemakan cahaya lampu kota jadi gak keliatan jelas kalo di foto :")


Seperti yang saya sebutin sebelumnya kalau Chiang Mai itu ibarat Jogja kalo di kita, dan sama persis dengan Jogja, kota ini memiliki banyak tempat wisata bersejarah tersebar disetiap sudut. Terutama temple atau kuil buddha atau dalam bahasa setempat disebut 'wat', bener-bener literally banyak banget kuil disini. Kayak per 200 meter sekali pasti ada wat. Mau ditengah kota kek mau diatas gunung kek pasti ada wat. Dan wat-wat tersebut rata-rata sudah berusia ratusan tahun tapi masih berdiri megah dengan ukiran cantik yang terjaga. Wat selalu dipenuhi pengunjung, baik orang lokal maupun turis darimana-mana, baik untuk beribadah atau cuma mau liat-liat doang.

Saya berkunjung ke beberapa wat paling nge-hits disana. Emang saya pada dasarnya suka wisata sejarah dan budaya dan sesuatu yang gratis-gratis jadi saya sangat menikmati wisata wat yang bisa dibilang yah sejenis wisata religi.


 Wat Chedi Luang, dibangun pada abad ke-14, tingginya 60 meter bwook!

Wat Phra That Doi Suthep, wat-nya mewah en borju. 

Ada yang nyempilin duit di patung Buddha.


Terus saya juga ke Saturday Market-nya Wua Lai yang bukanya dari sore sampe tengah malem. Katanya yang punya guesthouse yang saya inapi Saturday Market gak sebesar dan seheboh Sunday Market (yang gak bisa saya datangin karena saya baliknya hari Minggu siang hikshiks). Jadi saya cuma expect bakal jalan-jalan dikit sambil cari makan. Taunya gede bangeeetttt!!!! Ada kali 1 km meter panjangnya belum lagi yang nyempil di gang-gang sempit. Alhasil pulang-pulang kaki pegal dan dompet terkuras karena belanja over-budget, gakuat liat pernak-pernik ala Thailand yang lucu dan warna-warni ngejreng. Tak lupa dengan perut penuh dan puas makan mango sticky rice dua porsi dan murah meriah.
Karena keadaannya rame banget saya males buat ngeluarin hp atau kamera untuk dokumentasi.

Besoknya selepas check-out dari guesthouse, Thongran's House (recommendeddddd!!!), si mbak yang punyasebut saya Mbak Kibb yang super-duper-baik-banget itu bilang :

"Nanti kalau kamu ada waktu dan rejeki datang lagi yah ke Chiang Mai, jangan sebentar doang, harus lama. Supaya kamu bisa lihat-lihat tempat lainnya lagi. Masih banyak loh. Ajak teman kamu, ajak keluarga kamu."

"Pasti. Datang sendiri aja lagi pun saya nekad kok demi balik kesini lagi."

Siapa yang nekad kalau memang sudah telanjur jatuh cinta sama Chiang Mai ;)


Check juga video 15 detik dokumentasi amatir saya tentang festival Loy Krathong + Yi Peng dan wisata ke wat-wat sekitar dibawah ini!!!