8/17/2014

69



17 Agustus 1945 sebuah negara menemukan kemerdekaannya. 
Merah putih berkibar agung, keberanian dan kesucian dipampang nyata. 
Tua-muda bergembira, para tetangga pun ikut bersuka cita. 
Yang gugur maupun yang hidup telah menemukan kebebasannya.
Hari lahirnya bangsa Indonesia.
Nusa dan bangsaku tlah merdeka!

69 tahun berlalu.
Semangat kuno itu masih ada walau kadang bertarung melawan hanyut waktu.
Sejarah panjang itu masih tertulis dan tertanam di nurani-nurani yang baru.
Walau muncul luka-luka baru yang terus menerjang dan terus menderu.
Terus kau merangkak keatas meraih posisi nomor satu.

Sekarang aku sedang tak disana disaat ulang tahunnya.
Aku tak begitu jauh, cuma sedang di negeri tetangga. Tapi bukan main pilunya rindu mendera.
Biasanya pukul 8 atau 9 pagi aku berdiri berbaris mengikuti upacara hari lahirnya.
Biasanya mataku dipenuhi warna putih dan merah keseluruh penjuru negeri.
Biasanya antusiasme itu begitu terasa, mempengaruhi semua indera.
Aku tak begitu jauh, cuma sedang di negeri tetangga. Tapi aku melewatkan semua antusiasmenya

Terpujilah yang bertempur mati-matian demimu.
Doakanlah mereka yang hidup-mati menjagamu.
Sanjungilah mereka yang bercita-cinta mendorongmu maju.
Dan terkutuklah mereka yang berusaha menghancurkan megahmu.
Koruptor, politik kotor, pejabat tak berhati, dan sekutunya yang busuk itu.
Kudoakan mereka makin cepat mati lalu membusuk terkubur nista dan busuk dalam tanahmu.

Aku satu diantara dua ratus lima puluh juta.
Aku cinta padamu sepenuh jiwa.
Selamat ulang tahun Indonesia.
Semoga kau tetap dan akan selalu jaya selamanya.